Oleh : Thamrin B. Bachri
Tingkat Huni Kamar Hotel atau Tingkat Okupansi Kamar hotel adalah perbandingan antara banyaknya malam kamar yang terpakai dengan banyaknya malam kamar yang tersedia. Tingkat Hunian kamar hotel juga berperanan penting sebagai indikator kesuksesan hotel dalam menjual kamar. Semakin tinggi tingkat hunian berarti semakin banyak jumlah kamar yang bisa dijual. Jadi, KPI Tingkat Hunian Kamar adalah metrik yang mengukur persentase kamar yang ditempati pada waktu tertentu.
Keberadaan Hotel Industri di Jambi, lebih dari sekedar snapshot dari tingkat huninya. Ekosistemnya juga diwarnai oleh pilihan para pelaku perjalanan , tren pasar, dan siklus ekonominya.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jambi Oktober 2024, rara-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) pada bulan Oktober 2024, adalah 58,29 persen atau lebih tinggi dibanding TPK bukan sebelumnya yaitu 53,33 persen. Dengan rata-rata Tingkat Huni Kamar bintang 4 dan 5 sebesar 72,94 persen diikuti bintang 3 sebesar 58,29 persen dan bintang 2 sebesar 50,83 pereen dan bintang 1 sebesar 24,83 persen. Untuk rata-rata lama menginap tamu Nusantara dan tamu mancanegara selama 1,58 hari dengan jumlah tamu menginap pada Oktober 2024 adalah 58,629 orang dan 47,493 orang Januari s/d Oktober 2024.
Dengan menyimak rata-rata Tingkat Huni Hotel Bintang di Jambi selama beberapa bulan terakhir ini, dapat disampaikan bahwa hotel bintang 5 dan 4 di Jambi adalah hotel yang cenderung stabil dan konsisten (The Rock Star of Consistency). Dengan rata-rata tingkat huni kamarnya 72,94 persen. Properti ini adalah magnet yang mempengaruhi pelaku perjalanan yang membutuhkan kemewahan (luxury) dan yang dapat dipercaya (reliaity) dari sisi higienis dan sanitasi, apsek fisik maupun pelayanan SDMnya. Kalau kita menginginkan stabilitas dan prediktibioitas investasi kita di bidang perhotelan kita di Jambi, maka hotel bintang 4 dan 5 masih merupakan pilihan yang terbaik. Dan karena Tingkat Huni Kamar bintang 4 dan 5 sudah berada pada kisaran 65 persen-70 persen, maka secara ” Rule of Thumb” ( peraturan yang berlandaskan pengalaman dari akal sehat) adalah kayak investasi atau berpeluang untuk melakukan investasi pada hotel bintang 4 dan 5 di Jambi. Tentu saja kita harus mempertimbangkan faktor indikator ekonomi seperti tingkat inflasi, suku bunga dan pertumbuhan PDB sampai pada perhitungan financial lainnya.
Sementara itu, untuk hotel bintang 3,2 dan 1 agak berbeda dengan bintang 4 dan 5. Rata-rata Tingkat Huni Kamar di seputar 50 persen untuk bintan 3, 20 persen untuk bintang 1 dan 2, menunjukan bahwa segmen ini lebih bersifat turun dan naik. Meskipun demikian terlihat ada peluang yang strategis bahwa dengan memperbaiki aspek fisik maupun pelayanan SDM-nya serta mencari peluang pasar lainnya (Niche Targeting), bukan tidak mungkin berpeluang untuk meningkat.
Perkiraan Dampak Kebijakan Pemerintah (2025)
Dampak kebijakan pemerintah terkait pemangkasan uang perjalanan dinas dan pembatasan event-event tertentu, tentu saja akan berakibat terhadap menurunnya” Propencity To Travel ” (PTT). Dengan berkurangnya pergerakan pelaku perjalanan baik untuk tujuan bisnis maupun liburan dengan berbagai motivasi, sangat berpengaruh pada mekanisme “Supply ” dan ” Demand”, khususnya pada industri hotel dan pariwisata pada umumnya.
Telepon survey yang dilakukan penis yang ditujukan kepada beberapa General Manager (GM) hotel bintang, baik di Jambi maupun Sumatra Utara (Medan) secara acak dengan pendekatan fenomena (Phenomenon Approach) menyimpulkan sementara bahwa dampak kebijakan tersebut memang belum terasa saat ini, namun beberapa hotel sudah banting setir ke arah tamu-tamunya corporate ketimbang AsN yang umumnya adalah tamu FIT (Free Individual Traveler), khusunya tamu yang telah melakukan pemesanan kamar. Hal ini dilakukan karena diperkirakan tamu-tamunya asal pemerintah (ASN) dan kegiatan MICE-nya (Meeting, Incentive, Convention, & Exhibition) akan berkurang sebagai akibat berkurangnya anggaran perjalanan dinas. Selanjutnya social event seperti wedding party, reuni, ulang tahun dan pertemuan-pertemuan di hotel lainnya yang juga akan digalakkan promosinya.
Demikian upaya-upaya yang dilakukan pihak hotel guna mengatasi dampak eksternal tersebut. Semoga industri perhotelan dan pariwisata di Jambi pada umumnya dapat memberikan prestasi dalam mewujudkan pembangunan ekonomi daerah Jambi yang inklusif dan berkelanjutan. Semoga.(*)
Penulis adalah :
* Alumnus Hospitality and Tourism Program, University of Wiconsin, USA
* Direktur Jendral Pemasaran Pariwisata dan Kerjasama Luar Negeri, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (2005-2009).
* Pemerhati Pariwisata (2010 – Sekarang)
–
Discussion about this post